Sejarah panjang dan cerita unik dalam semangkuk Dawet Jabung

Ponorogo – Cendol merupakan salah satu kekayaan kuliner Indonesia yang berasal dari pulau jawa yang menyebar di wilayah asia tenggara. Sejarahnya yang panjang dan penyebarannya yang luas melahirkan ragam variasi kuliner dengan kekhasan masing-masing daerah. Begitu pula di Ponorogo, Cendol yang diperkirakan sudah ada sejak awal abad ke 10 ini menjelma menjadi Dawet Jabung.  

Keberadaan minuman Dawet khas Ponorogo ini diketahui lewat Prasasti Taji yang berangka tahun 823 Saka atau 901 Masehi. Dimana disebutkan jika Dawet menjadi salah satu kuliner yang disajikan pada  perjamuan saat peresmian kabikuan bernama Dewasabha yang terletak di dukuh Taji, Desa Gelanglor, Sukorejo, Ponorogo.  

Semangkuk Dawet Jabung

Dawet Jabung sendiri juga mempunyai kisah yang panjang dan Unik. Namanya berasal dari  dari nama desa dimana minuman dijual yaitu desa Jabung, Kecamatan Mlarak kabupaten Ponorogo. Konon dulunya menjual Dawet merupakan sarana para gadis-gadis di desa Jabung untuk mencari Jodoh. Dahulu para gadis yang sudah cukup dewasa menjajakan dawet di desa Jabung dan sekitarnya dengan cara penyajian yang unik. Dawet yang disajikan dengan mangkuk kecil diserahkan dengan alas semacam piring kecil yang disebut “Lepek”. 

Para pemuda yang membeli dan tertarik atau berminat meminang sang gadis penjual akan berusaha mengambil dawet beserta lepeknya. Jika sang gadis memberikan dawet beserta lepeknya berarti sang gadis menerima pinangan dari pemuda tersebut.  Jika tidak maka sang gadis hanya akan memberikan mangkuk dawetnya saja. Cara penyajian seperti ini masih dilestarikan sampai sekarang, meskipun saat ini menjual dawet sudah bukan lagi merupakan media mencari jodoh. 

Baca Juga  3 Rekomendasi Destinasi Wisata Alam di Ponorogo

Selain cara penyajiannya yang unik, ciri khas dawet jabung sebenarnya ada pada resep atau bahan untuk membuatnya. Selain Cendol dan santan kelapa, Pemanis yang digunakan untuk dawet Jabung adalah “Legen” atau nira kelapa yang dimasak hingga agak mengental. Penggunaan legen sebagai pemanisnya inilah yang membuat Dawet Jabung mempunyai cita rasa yang khas. 

Selain cendol, ada sebagian penjual yang menambahkan Gempol, Tape ketan hitam dan irisan buah nangka sebagai pelengkap dawet jabung. Gempol sendiri terbuat dari tepung beras yang kasar lalu dibentuk bulat-bulat kecil seperti bola dan kemudian dikukus hingga matang. 

Jika anda berkunjung ke Ponorogo, kuliner yang satu ini wajib anda coba. Anda dapat dengan mudah menemui penjual dawet Jabung di sekitar perempatan Jabung dan sekitar pasar Gandu kecamatan Mlarak Ponorogo. Selain di desa Jabung anda juga bisa mendapati penjual dawet jabung di sekitar wilayah kota Ponorogo. Tapi jangan lupa ya, saat membeli dawet Jabung, ambil mangkuk dawetnya saja jangan sekalian lepeknya.