Apa beda Sate Ayam Ponorogo dan Sate Ayam Madura, Berikut Penjelasannya

Ponorogo – Satu kuliner wajib yang harus dicoba saat berkunjung ke Ponorogo adalah Sate ayam kuliner khas dari Ponorogo ini sangat disukai banyak orang. Rasa daging ayamnya yang gurih dengan irisan tebal dan empuk berpadu dengan bumbu dan saus kacang selalu dikangeni bagi mereka yang pernah merasakannya. Maka tak heran jika orang-orang yang pernah mencicipinya akan kembali mencari kuliner yang satu ini saat datang dan singgah di Ponorogo.

Bicara soal sate, di Indonesia ada beragam sate yang dibuat dari berbagai macam daging dengan ciri khas dan bumbunya yang beragam. Yang paling dekat mirip dengan sate ayam Ponorogo adalah sate ayam Madura. Kemiripan antara sate ayam Ponorogo dan sate ayam Madura ini memang bukan suatu kebetulan. Dalam salah satu versi sejarah, asal-usul munculnya sate ayam Madura memang berasal dari Ponorogo. Diceritakan bahwa Raden Harya Jaran Panoleh, Adipati Sumenep mendapatkan hidangan sate Ponorogo dari kakaknya, Lembu Kanigoro, yang merupakan Adipati Ponorogo. Kemudian Raden Harya Jaran Panoleh yang tertarik dengan hidangan tersebut meminta izin kepada kakaknya untuk mengembangkannya di Sumenep.

Seiring dengan perkembangan jaman dan selera lidah masing-masing daerah, kemudian muncul ciri khas yang berbeda antara sate ayam Ponorogo dan sate Ayam Madura. Pada tahun 70-an irisan daging ayam yang utuh memanjang semacam filet mulai dikenalkan oleh salah satu pedagang sate di Ponorogo. Irisan daging ini kemudian menjadi ciri khusus dari sate ayam Ponorogo. Meski demikian, model irisan daging ayam yang kecil kotak-kotak untuk sate ayam masih dapat dijumpai yang kemudian lebih populer disebut “sate laler” karena irisan dagingnya dianggap hanya sebesar “laler” atau lalat dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga  Masjid Tegalsari dan Pesantren Gebang Tinatar: Jejak Sejarah Islam di Ponorogo

Sebelum dibakar, sate ayam Ponorogo direndam dengan bumbu (di”bacem”) agar bumbu meresap ke dalam daging. Setelah bumbunya meresap dan merata, sate kemudian dipanggang di atas bara api selama kurang lebih 3-5 menit. Setelah cukup matang ditandai dengan kecoklatan pada daging ayam date kemudian dihidangkan di atas piring dan disiram dengan Bumbu kacang. Biasanya sate ayam Ponorogo dan disantap dengan ketupat atau lontong.

Saat ini ada beberapa tempat sentra pembuat serta penjual sate ayam di Ponorogo yaitu di Jalan Lawu kelurahan Nologaten, Jalan Barito Kelurahan Setono dan Desa Purbosuman. Selain itu kalian akan mudah menemui Penjual sate ayam disekitar Jalan Gajah Mada, Jalan Jendral Soedirman, dan Jalan Soekarno Hatta.

Berikut referensi beberapa warung yang menjual sate ayam Ponorogo :