Ponorogo – Lebaran menjadi berkah bagi pembuat dan pedagang jajanan, tak terkecuali pembuat jajanan tradisional. Salah satunya adalah pembuat rengginang, jajanan tradisional yang identik dengan perayaan lebaran di Indonesia hingga banyak dicari masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri.
Rengginang telah terdokumentasikan dalam Serat Centhini yang ditulis pada abad 18 dan sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah pulau Jawa.
Rengginang terbuat dari beras ketan yang dimasak, dibentuk bulat pipih lalu dijemur hingga kering. Setelah digoreng rengginan memiliki tekstur renyah dan rasa gurih hingga disukai banyak orang. Selain varian rasa yang original, rengginang juga bisa dibuat dengan rasa asin, manis, atau rasa lainnya.

Salah satu pembuat rengginang yang kami temui di desa Bringin, kecamatan Kauman Ponorogo mengatakan jika omzetnya selalu naik menjelang lebaran.
“Kalau saat ini sehari bisa 100 kg beras ketan (yang dibuat rengginang)” kata Bu Carik di sela-sela menimbang dan mengemas rengginang yang sudah kering di rumahnya pada Selasa (18/03/25).
Selain masyarakat Ponorogo, pembeli rengginang bu Carik juga datang dari luar kota. Madiun, Magetan dan bahkan ada yang dari Mojokerto.
“Yang dari Mojokerto kemarin minta 100 kg” lanjutnya.
Pada hari-hari biasa permintaan rengginang tidak terlalu tinggi. Tetapi saat menjelang lebaran karena permintaan rengginang meningkat cukup tinggi, pembeli harus memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan rengginang.