Ponorogo – Tak lama lagi, Ponorogo akan memiliki landmark baru yang megah dan ikonik. Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) Ponorogo kini tengah dalam tahap pembangunan di atas kawasan bukit gamping, Kecamatan Sampung. Saat ini, struktur utama monumen tersebut sudah mulai menampakkan bentuknya.
Meski sempat menjadi polemik dan perbincangan hangat di media sosial, pembangunan Monumen Reog tetap berlanjut. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, pada Selasa (14/1/2025), menyampaikan bahwa pembangunan bangunan utama monumen telah mencapai 90 persen. Sementara itu, pengerjaan fasilitas pendukung dan infrastruktur lainnya masih terus berjalan.

Pembangunan monumen ini bertujuan untuk mempertegas identitas Ponorogo sebagai daerah asal kesenian Reog, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Selain sebagai monumen, MRMP juga akan berfungsi sebagai museum yang menampilkan sejarah dan perkembangan Reog, serta peradaban Kabupaten Ponorogo. Tak hanya itu, tempat ini juga dirancang menjadi pusat kegiatan seni dan budaya masyarakat sekaligus destinasi wisata baru yang diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung ke Ponorogo.
Setelah selesai, Monumen Reog ini akan memiliki tinggi total 126 meter, terdiri dari patung Reog setinggi 60 meter yang berdiri di atas bangunan 14 lantai. Dengan ketinggian tersebut, monumen ini akan menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia, bahkan sedikit lebih tinggi dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, yang memiliki tinggi total 121 meter.
Dengan kehadiran Monumen Reog dan Museum Peradaban, Ponorogo semakin menegaskan dirinya sebagai pusat budaya dan wisata yang tak hanya membanggakan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi ikon nasional yang mengangkat kesenian tradisional ke tingkat dunia.