Ponorogo – Sejauh catatan sejarah, kerajaan tertua yang pernah berdiri di wilayah Kapupaten Ponorogo adalah Kerajaan Wengker (900M). Keberadaan Kerajaan Wengker ini dikuatkan oleh Prasasti Pucangan. Prasasti yang ditulis oleh Airlangga pada tahun 963 (1041M) ini menceritakan tentang keadaan Kerajaan Wengker sebelum masa kekuasaan Airlangga.
Kerajaan Wengker didirikan oleh Ketut Wijaya salah satu keturunan raja Mataram Hindu (Medang, Jawa Tengah) yang hijrah ke Wilayah Ponorogo. Hijrahnya Ketut Wijaya dan pengikutnya ini terjadi setelah Pralaya Mataram (924 – 929 M). Kuat dugaan peristiwa Pralaya Mataram tersebut disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang menghancurkan ibukota Mataram pada masa pemerintahan Dyah Wawa.
Setibanya di wilayah Ponorogo, Ketut Wijaya mendirikan kerajaan Wengker. Nama Wengker sendiri sering ditafsirkan berasal dari kerata basa jawa “Wewengkon kang Angker yang berarti wilayah yang angker (menakutkan). Wilayah Ponorogo kala itu dikatakan angker sebab wilayahnya sulit dijangkau dan banyak ditinggali para bandit.
Wilayah kerajaan Wengker membentang antara Gunung Wilis di batas timur sampai Gunung lawu di batas barat, dan pegunungan Seribu di batas selatan. Dibawah kepemimpinan Ketut Wijaya yang mulai bertahta pada 986M, rakyat kerajaan Wengker hidup damai tertib dan makmur.
Kerajaan Wengker dibawah kepemimpinan Ketut Wijaya berakhir pada tahun 1037M, setelah dikalahkan oleh Airlangga, Raja Kahuripan. Penyerangan dan penaklukan Wengker oleh Airlangga ini adalah pembalasan setelah Wengker bekerjasama dengan Sriwijaya dan Lwaram (Wurawari) menyerang Medang. Perlu diketahui jika Airlangga merupakan keturunan dari Mpu Sindok, Raja Medang di Jawa Timur yang pertama. (Bersambung)