Mengenal Mothik, senjata andalan para Warok tempo dulu

Ponorogo – Selain keris, pedang pendek adalah senjata yang digunakan orang-orang jawa pada masa lampau. Namun kepopuleran dan mitos keris membuat pedang seperti hilang dalam sejarah. Hingga saat ini kita seringkali lupa jika dalam perang pedang dan tombak menjadi senjata andalan yang digunakan saat  laga. Sementara keris lebih banyak berfungsi sebagai alat komando dan pilihan terakhir untuk pertahanan diri seperti halnya pisau belati.

Di jawa, sejak zaman kerajaan Majapahit ada satu jenis pedang pendek yang digunakan oleh para prajurit. Pedang Luwuk, sejenis pedang pendek yang populer digunakan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun sayangnya pedang Luwuk tidak terdokumentasikan dengan baik dalam catatan sejarah dan catatan tentang pedang ini sangat minim sekali. 

Bilah pedang Luwuk dari pangkal sampai ujung mempunyai lebar yang sama, tapi ada juga pedang luwuk yang bagian pangkalnya lebih kecil dari bagian tengahnya. Bilah pedang terbuat dari besi pamor atau baja damaskus. Sedang bagian ujungnya berbentuk lancip seperti pisau. Gagang pedang luwuk ini terbuat dari kayu atau tanduk. Panjang keseluruhan dari pedang Luwuk ini, dari gagang sampai ujungnya biasanya  tidak lebih dari 85 cm.

Di wilayah Ponorogo ada sejenis pedang pendek yang dahulu merupakan senjata andalan para Warok, senjata ini lebih dikenal dengan sebutan Mothik. Menurut catatan dan penelusuran Paguyuban Pangrekso Mothik Ponorogo (PRAMONO), Mothik mulai dikenal sejak tahun 1870-an. Tetapi bila dirunut lebih jauh, kemungkinan Mothik punya sejarah lebih panjang lagi. Karena dulunya Ponorogo termasuk wilayah Majapahit, maka bisa jadi Mothik merupakan turunan dari pedang Luwuk. Tetapi ini masih sebatas asumsi dan perlu pembuktian lebih lanjut.

Baca Juga  5 Alasan Kalian Harus Mengunjungi Ponorogo

Mothik dikatakan sebagai senjata khas Ponorogo sebab mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan senjata-senjata di daerah lain. Selain itu, nama Mothik sendiri hanya dikenal di wilayah Ponorogo. 

Beberapa mothik yang tersisa di Ponorogo mempunyai bentuk yang beragam, baik bilah maupun gagangnya. Keragaman bilah dan gagang mothik ini besar kemungkinan dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat Ponorogo yang sangat beragam. Bilah mothik ada yang lurus dan ada pula yang sedikit melengkung. Sedang lebar bilahnya ada yang sama dari pangkal sampai ujung dan sebagian ada yang bilahnya sedikit lebih sempit pada bagian pangkal dan agak melebar menjelang ujung.

Gagang mothik kebanyakan terbuat dari kayu dengan besi pengaman tangan atau biasa disebut lindung silang yang tidak terlalu panjang. Ada juga yang bagian lindung silangnya melengkung dari pangkal pedang sampai ke ujung gagang bawahnya untuk memberi pengamanan genggaman. Besar kemungkinan yang semacam ini adalah pengaruh dari pedang eropa yang digunakan oleh serdadu yang dibawa VOC. 

Dikutip dari laman facebook Semua Tentang Ponorogo, menurut Gondo Puspito salah satu Budayawan Ponorogo. Mothik yang mempunyai pelindung genggaman biasanya dimiliki oleh para Pamong Desa khususnya Lurah dan Jogoboyo. Sedangkan masyarakat kebanyakan dan para warok biasanya menggunakan mothik dengan lindung silang tanpa pelindung genggaman.