Ponorogo – Salah satu situs religi yang ramai dikunjungi di Ponorogo adalah masjid Tegalsari dan Makam Kyai Ageng Muhammad Besari. Masjid Tegalsari merupakan salah satu masjid tua di Indonesia yang masih terjaga hingga kini. Sejarah masjid ini erat kaitannya dengan Kyai Ageng Muhammad Hasan Besari, seorang ulama besar penyebar ajaran Islam di Jawa yang juga mendirikan Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari, salah satu pesantren tertua yang melahirkan banyak tokoh penting dalam sejarah Nusantara.
Kyai Ageng Muhammad Besari berasal dari trah bangsawan. Dari pihak ayah, ia merupakan keturunan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit, sedangkan dari jalur ibu ia adalah keturunan Sunan Ampel, salah satu Walisongo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa.
Kyai Ageng Muhammad Besari datang ke Ponorogo awalnya untuk menimba ilmu di Pesantren Setono, Jetis, yang diasuh oleh Kyai Donopuro. Karena kecerdasannya, Kyai Donopuro kemudian mengarahkan Kyai Ageng Hasan Besari untuk membuka lahan baru di timur Kali Keyang, di sebuah kebun milik Kyai Donopuro. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tegalsari, yang menjadi cikal bakal berdirinya Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari pada sekitar tahun 1740-an.

Menurut catatan sejarah, pesantren ini sudah eksis pada tahun 1742, dan Kyai Muhammad Besari wafat pada tahun 1747, sehingga kemungkinan besar pesantren didirikan beberapa tahun sebelum 1742.
Setelah Kyai Donopuro semakin sepuh, para santri dari Pesantren Setono diperintahkan untuk bergabung dengan Pesantren Tegalsari. Pesantren ini pun terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan agama Islam bagi santri dari berbagai wilayah di Pulau Jawa dan sekitarnya.
Selain menjadi pusat pembelajaran agama, Pesantren Gebang Tinatar juga menjadi tempat penyebaran semangat perlawanan terhadap penjajah Belanda. Para santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga mendapatkan wawasan kebangsaan yang mendorong semangat nasionalisme.
Beberapa tokoh terkenal yang pernah nyantri di Pesantren Tegalsari antara lain:
- Bagus Burhan (Ronggowarsito) – Seorang pujangga besar Jawa yang karyanya masih menjadi rujukan hingga kini.
- Kyai Imam Puro – Putra Kyai Mojo, penasihat spiritual Pangeran Diponegoro.
- Raden Mas Bagus Sudarso (Kyai Abdul Manan) pendiri Pesantren Tremas di Pacitan.
Dari Pesantren Gebang Tinatar, lahir jaringan pesantren yang menjadi tempat menimba ilmu bagi tokoh-tokoh penting dalam sejarah pergerakan Islam dan nasional di Indonesia. Pesantren ini tidak hanya berkontribusi dalam penyebaran Islam, tetapi juga dalam membentuk karakter kepemimpinan santri yang kelak berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hingga kini, Masjid Tegalsari dan makam Kyai Ageng Muhammad Besari tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan dan wisata religi, serta menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu Ponorogo sebagai pusat penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.