Jejak sejarah Wengker sampai era kerajaan Majapahit

Ponorogo – Pasca meninggalnya Raja Ketut Wijaya pada tahun 1037 dalam pertempuran melawan pasukan Kerajaan Kahuripan, tidak banyak catatan tentang pengganti atau penerus tahta Kerajaan Wengker. Baru pada tahun 1078, tercatat bahwa Prabu Jaka Bagus, yang lebih dikenal sebagai Sri Gasakan, naik takhta sebagai Raja Wengker.

Munculnya Sri Gasakan kemungkinan memanfaatkan situasi melemahnya kekuasaan Kerajaan Kahuripan setelah pembagian wilayahnya menjadi dua kerajaan, Panjalu dan Jenggala, pada tahun 1042. Pembagian ini merupakan keputusan Raja Airlangga sebelum turun takhta. Raja Airlangga kemudian hidup sebagai pertapa hingga wafat pada tahun 1059. Kondisi politik yang kurang stabil pasca pembagian ini memberikan peluang bagi Sri Gasakan untuk memperkuat kekuasaan Wengker sebagai kerajaan yang mandiri.

Penguasa Wengker berikutnya yang tercatat dalam sejarah adalah Sri Jayawarsa, yang memerintah mulai tahun 1186 hingga 1204 M. Informasi mengenai kepemimpinannya diperoleh dari beberapa prasasti, antara lain:

  • Prasasti Mruwak (1186 M), ditemukan di Desa Mruwak, Dagangan, Kabupaten Madiun.
  • Prasasti Pamotoh (1198 M), ditemukan di Desa Sirah Kencong, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
  • Prasasti Sirah Keting (1204 M), ditemukan di Desa Sirah Keting, Ponorogo.

Prasasti-prasasti tersebut menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan Sri Jayawarsa, Kerajaan Wengker memiliki pengaruh dan kekuatan yang cukup signifikan di wilayah Jawa Timur.

Pada masa Kerajaan Majapahit, Wengker menjadi salah satu wilayah yang berada di bawah pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdasarkan Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M, Wengker disebut sebagai salah satu wilayah penting dalam struktur pemerintahan Majapahit. Wilayah ini dikenal subur dan strategis, menjadikannya pusat pertanian dan sumber kekuatan militer bagi kerajaan pusat.

Baca Juga  Kedatangan Raden Katong dan awal berdirinya Ponorogo

Wengker juga disebut-sebut memiliki peran penting dalam mendukung perluasan wilayah Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Pasukan-pasukan dari Wengker dikenal memiliki keterampilan tempur yang tinggi dan sering dilibatkan dalam berbagai ekspedisi militer Majapahit.

Selain itu, wilayah ini memiliki hubungan erat dengan pusat keagamaan dan kebudayaan Majapahit. Banyak candi dan tempat ibadah Hindu-Buddha yang dibangun pada masa tersebut, yang menunjukkan tingginya tingkat peradaban Wengker. Hubungan antara Wengker dan Majapahit tidak hanya berdasarkan politik, tetapi juga budaya dan kepercayaan.

Wengker perlahan kehilangan pengaruhnya Namun, bersamaan saat Majapahit mulai mengalami kemunduran pada akhir abad ke-15. Wilayah ini kemudian berintegrasi ke dalam berbagai kerajaan kecil yang muncul pasca runtuhnya Majapahit.

Untuk mengetahui masa awal kerajaan Wengker baca : Mengenal Wengker kerajaan pertama di Ponorogo