Ponorogo – Sebagai salah satu pengendara Honda BeAT tentu saya sangat bangga sebab motor imut ini boleh dikatakan merupakan motor terbanyak yang bersliweran di jalanan Ponorogo. Coba hitung jumlah Honda BeAT saat berhenti di lampu merah atau yang terparkir di pinggir-pinggir jalan kota Ponorogo, pasti menjadi yang terbanyak. Tentu saja populasi Honda BeAT yang begitu banyak di Ponorogo ini bukannya tanpa sebab. Di Indonesia, angka penjualan Honda BeAT selalu menempati urutan teratas dari semua jenis dan merk sepeda motor dalam beberapa tahun terakhir.
Honda BeAT menjadi kendaraan favorit bagi anak sekolah, bapak-bapak dan Emak-emak dalam mobilitas keseharian mereka. Selain modelnya yang imut, bobotnya yang ringan dan kemudahan pengendaliannya membuat siapa saja dengan mudah mampu mengendarai motor matic dari pabrikan sayap tunggal ini.
Namun dibalik kebanggaan itu, ada derita yang diam-diam tak terungkap oleh sebagian besar pengendara Honda BeAT di Ponorogo seperti saya.
Yang pertama, jalan-jalan di Ponorogo sebenarnya tidak terlalu cocok untuk motor matic termurah buatan Honda ini. Sebab jalanan kota yang banyak berlubang dan bergelombang karena tambal sulam membuat tidak nyaman bagi pengendara Honda BeAT yang suspensi depan dan belakang yang memang agak keras. Jika motor mulai berumur, getaran di stang akan sangat terasa saat melibas jalan berlubang dan bergelombang. Bahkan getarannya juga terasa di seluruh badan. Namun ya saya harus memakluminya karena memang Honda BeAT adalah sepeda motor matic termurah dari Honda.