Ponorogo – Alun-Alun Ponorogo telah menjadi pusat keramaian masyarakat sejak tahun 1800-an. Keberadaan alun-alun saat ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo dari Kota Lama (Kuto Wetan, sekitar Kauman) ke Kota Baru di Kelurahan Mangkujayan pada tahun 1837 Masehi. Sejak saat itu, alun-alun menjadi jantung kota dan saksi berbagai peristiwa penting di Bumi Reog.
Sebagai ruang publik utama, Alun-Alun Ponorogo menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara besar. Event tahunan seperti Pasar Malam Lebaran, Grebeg Suro, dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo selalu digelar di sini. Selain itu, berbagai kegiatan insidental, seperti konser musik, festival budaya, hingga kampanye sosial juga sering diadakan di alun-alun, menjadikannya sebagai titik temu masyarakat Ponorogo.
Di alun-alun, warga dapat berinteraksi, bersosialisasi, dan menikmati berbagai aktivitas rekreasi. Alun-alun dimanfaatkan oleh banyak orang dan keluarga untuk bersantai, berjalan-jalan, mencicipi kuliner khas, serta menemani anak-anak bermain.
Alun-Alun Ponorogo semakin menarik dengan keberadaan berbagai elemen seni dan budaya cerminan identitas kota. Pada era Bupati Markum Singodimedjo, ditambahkan patung-patung singa di empat sudut alun-alun, serta patung Dewi Songgolangit dan Klana Sewandana yang menggembala singa dengan pecut Samandiman di depan kompleks pemerintahan kabupaten. Keberadaan patung-patung ini membuat alun-alun semakin estetik dengan ciri dan identitas Ponorogo sebagai Kota Reog.